"hidup itu adalah untuk mati....."
Mati hakekat adalah awal dari pengenalan kita terhadap yang maha hidup,
Hidup adalah sebuah sandiwara yang mana kita adalah hanya sebuah wayang yang digerakkan oleh sang dalang, terserah dalang mau memerankan kita seperti apa.
Hidup itu sebuah skenario yang telah ditakdirkan buat kita. Sejak kita lahir dari alam rahim ke alam dunia ini. kita bisa hidup karena ada yang menggerakkan, karena ada pinjaman dan titipan segala sifat dan perbuatan sang maha hidup. Tanpa dia kita tidak berdaya sedikitpun.
Hidup memang untuk sebuah kematian. Kematian yang membawa kita pada kekekalan, kematian yang membuat kita tahu untuk apa kita hidup.
.."Hidup yang kita jalani saat ini mengandung tiga dimensi sekaligus ; masa lalu, masa kini, dan masa depan. Masa lalu sering kali menghanyutkan dengan bernostalgia dan mengenang keindahan atau kepahitan yang kita rasakan. Ia bergelayut dalam alam perasan, membuat kita tersenyum, juga bisa membuat menangis. Tapi satu hal yang pasti, masa lalu tak akan pernah kembali.
Sebaliknya, masa depan adalah ruang yang terbentang dan terhampar luas di hadapan kita. Di dalamnya ada kehidupan ukhrawi, kehidupan yang abadi. Rentang waktu yang memisahkan keduanya adalah proses. Proses itu adalah apa yang kita jalani hari ini, saat ini, di tempat kita berada.
Ada sebagian orang yang mengukur kebahagiaannya dengan sukses di dunia semata, sementara akhiratnya terbengkalai. Ada juga yang mengukur kebahagiaan dengan amal-amal akhirat saja, sedang kehidupan duniawinya tercerai berai. Keduanya tidak sehat. Yang sehat adalah bila kita bisa menjadikan sukses di dunia sebagai sarana untuk mencapai sukses di akhirat. Bahkan itulah sebenarya pola yang diinginkan oleh Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar